Manshur Bin Mu'tamir
NASAB
DAN KETURUNAN :
Ayahnya : Al
Mu'tamir bin 'Itab bin Abdulloh bin Rabi'ah atau Mu'tamir bin Itab bin Firqid
as Sulami.
Berkata 'Ubaid
Al Qosim bin Salam : Manshur adalah berasal dari Bani Nuhsah bin Sulaim keturunan
(cucu) dari Abbas bin Rabi'ah As Sulamy.
Abu Ahmad
Hakim : "Sungguh kakeknya (Abdulloh bin Rabi'ah as sulamy) pernah melihat
nabi, adapun Manshur adalah seorang tabi'in. walaupun ia seorang tabi'iin ia
tidak pernah meriwayatkan hadits dari para shahabat, ia hanya meriwayatkan
hadits dari para tabi'in yang lainnya.
PERIWAYATAN
DAN PENYAMPAIAN HADITS
Manshur
meriwayatkan hadits dari kalangan tabi'in tidak ada periwayatan yang ia ambil
dari sahabat. Adapun ia mengambil dari : Abi Wail, rabi'I bin hiras, ibrahim an
nakho'I, khoitsimah bin Abdurrahman, hilal bin yasaf, zaid bin Wahb, Dzar bin
Abdillah, Kuraib, Abi Dhuhae, Abu Sholih bin dzaam, Abi Hazim Al Asyja'I, sa'id
bin Zubair, 'Amir Asy syi'bi, 'Abdulloh bin Murroh.
Banayak para
tabi'ut tabi'in yang mengambil darinya diantaranya adalah : Husein bin
Abdirrahman, Ayub As sahtiyani, Sulaiman Al A'Masy, Sulaimin At Taymi (mereka
adalah para tabi'in), yang lainnya adalah : Ibrahim bin Adham, Fudhail bin
'Iyadh, asbat bin Nashr, Israil, ja'far bin Ziyad Al Ahmar, hasan bin sholih
bin Hay, Sufyan bin 'Uyainah, abu 'Awabnah Al wadhah, Jarir bin Abdil Hamid,
Salam bin Abi Muthi', Zaidah bin Qudamah, Mufadhdhal bin Muahalhal dan masih
banyak yang lainnya.
KETSIQOHAN
DAN HAFALAN HADITS
Seorang
periwayat hadits pastilah ia dikenal dengan kekuatan hafalan haditsnya, akan
tetapi diterima tidaknya periwayatan sesorang tidak hanya didasarkan keapada
kekuatan hafalan saja, akan tetapi lebih dari itu dia juga harus tsiqoh dan
bebas dari cacat. Sunguh agama ini dikuatkan dengan indahnya sanad yang
bersambung.
Sosok manshur
bin mu'tamir ini adalah salah satu dari para periwayat hadits yang ia telah
berjasa didalam menyebarkan hadits rasululloh. Dengan kekuatan hafalan yang ia
miliki ia telah menyelamatkan hadits – hadits rasululloh. Inilah komentar para
'ulama tentang kekuatan hafalannya :
·
Berkata 'Abdurrahman
bin Mahdy : "Tidak ada seorangpun di Kufah yang banyak hafalan (hadits)
dari pada Manshur.
·
Ibnu mahdi berkata :
"Tidak ada di kufah orang yang tsiqoh kecuali terdapat pada empat orang :
yaitu dimulai dari Manshur bin Mu'tamir, Abu Husen, Talhah bin Kuhail dan Amru
bin Murroh. Dia menambahi : Manshur adalah yang paling tsiqoh diantara mereka.
·
Yahya Al Qohthon
berkata : "Manshur adalah seorang yang bagus hafalan haditsnya.
·
Syarik bin Abdulloh :
"Aku tidak meragukan sama sekali periwayatan hadits yang diriwayatakan
dari Manshur.
·
Yahya bin Ma'in :
"Manshur adalah sosok yang paling paham dalam masalah hokum".
·
Abu Nu'ain Al Mula'i :
"beliau adalah sosok yang jujur tidak pernah bohong".
Bahkan tidak
pernah dijumpai bahwa beliau menulis satu hadits, karenanya ia belajar dan
menyampaikan hadits dengan hafalannya yang luar biasa. Dari Syu'bah : aku
mendengar Manshur bin Mu'tamir berkata : Aku tidak pernah menulis hasits satupun,
ditambah komentar Abdurrohman bin bin Mahdy : tidak ada orang yang lebih hafall
qur'an dan hadits melebii manshur."
TAKUT
KEPADA ALLAH
Apa gunanya
seorang yang berilmu tinggi akan tetapi ia tidak bertambah takut kepada Allah.
Tidaklah dikatakan seorang yang alim dengan banyak periwayatan hadits, akan
tetapi seseorang itu dikatakan 'alim apabila ia dengan ilmunya bertambah takut
kepada Allah. Firman Allah ta'ala : sesungguhnya yang paling takut dikalangan
hambaku adalah para 'ulama.
Sosok Manshur
bin mu'tamir ini pantaslah dijadikan qudwah didalam amalannya sehari-hari. Ia
dikenal dengan ruhbanun fil lail wa asadun fin nahar (rahib tatkala malam tiba
dan dan singa tatkala siang menggantikan malam). Karena didorong oleh rasa
takutnya kepada Alla 'Azza wa Jalla selama 40 tahun ia tidak pernah meningalkan
sholat malam. Berkata Kholaf bin Tamim, dari Zaidah : "sesungguhnya
manshur selama 40 tahun tidak pernah meninggalkan shoum sunnah dan qiyamul lail".
Tidak hanya
itu setiap malampun ia menangis sejadi-jadinya dihadapan rabil 'alamin
seolah-olah ia baru saja membunuh seseorang. Maka dengan wajah keheranan pernah
suatu ketika ibunya berkata kepada anaknya : "wahai anakku apakah kamu
telah membunuh seseorang sehingga kamu menangis sedemikian rupa tatkala sholat?"
Dia menjawab wahai ibu : "aku lebih tahu dosa yang telah aku
perbuat".
Sibuknya beliau bercengkrama dengan Allah
tidak menghalanginya untuk memperbaiki hubungan dengan manusia. Sebuah sosok
yang seimbang didalam berkehidupan. Seimbang didalam membagi waktu untuk Allah
dan bermu'amalah dengan manusia lainnya. Berkata Kholaf bin Yamin : "ketika
shubuh tiba……(setelah malamnya ia menangis dihadapan Allah) …..ia mencelaki
matanya dan menyisir rambutnya lantas ia bermu'amalah dengan masyarakat
lainnya.
IBADAH
DAN SHOUM
Khusyu' adalah
ruh didalam sholat, apa jadinya sholat yang dihadirkan untuk Allah, akan tetapi
didalamnya rapuh tanpa adanya ruh. Khusyu' ini adalah perkara yang paling sulit
dikerjakan bagi seorang hamba kecuali bagi mereka yang benar-benar takut kepada
Allah Azza wa Jalla.
Dari Abu
Ahwas, Anak perempuannya bertanya kepadanya : "Wahai ayah dimanakah batang
pohon yang berada pada rumah itu (maksudnya : rumah Manshur)?". Ayahnya
menjawab : "Wahai anakku itu bukanlah batang pohon, akan tetapi itu adalah
Manshur bin Mu'tamir yang sedang sholat malam menghadap Rabbil 'alamin."
Abu Bakar bin
Iyas berkata : "Aku melihat manshur apabila berdiri sholat dia mengikatkan
jenggot didadanya".
Abdulloh bin
Ajlah berkata : "aku berpendapat bahwa manshur adalah orang yang terbaik
ketika sholat". وكان
يخضب بالحناء
Dari al Ahnasy
bahwa berkata Abu Bakar : "Kalau sekiranya kamu melihat Manshur bin
Mu'tamir, Rabi' bin Rasyid, dan Ashim bin An Najd didalam perkara sholat,
mereka semuanya meletakkan jenggotnya dia atas dada mereka (menunjukkan atas
khusyu'nya mereka), dan mereka adalah orang yang terbaik didalam sholatnya.
Tidak hanya
beliau rajin berqiamullail akan tetapi beliau juga rajin didalm mengerjakan
puasa, bahkan selama 40 tahun beliau tidak pernah meninggalkan shoum sunnah. Abu
bakar bin Iyas berkata : "Manshur adalah orang yang sering qiyamullail
(qowwam) pada malam hari dan (showwam) orang yang sering puasa tatkala siang
hari.
Berkata 'Ala ' bin Salim : "Manshur
sering sholat malam dihalamannya. Ketika beliau wafat. Ada anak yang bertanya kepada ibunya. "Dimanakah
batang pohon yang berdiri dihalaman orang itu ?(maksudnya; rumah Manshur),
berkata ibu tadi : "wahai anakku itu bukanlah batang pohon akan tetapi itu
adalah manshur yang berdiri tatkala sholat malam".
Sufyan bin
'Uyainah berkata tatkala mengomentari Manshur bin Mu'tamir : كان عمش من البكاء
yang artinya hampir-hampir penglihatannya kabur karena banyak menangis.
Abu Hatim Ar
Razy ketika membandingkan antara Al A'masy dengan Manshur : "Al A'masy
terkadang berbuat tadlis dalam hadits akan tetapi Manshur tidak pernah
melakukannya dan ia lebih tsiqoh daripadanya".
WAFATNYA
Tahun 132 H.
di tahun inilah Manshur bin Mu'tamir, Ishaq bin 'Abdulloh bin Abu Tholah,
Shofwan bin Salim dan Abu Bakr bin 'Amru bin Hazm wafat. Semuanya wafat di Kota
Madinah Al Munawwarah[1]
JIHADNYA
Sufyan bin 'Uyainah
: "ketika manshur berada di kamp ia mengganti bajunya dengan baju perang
untuk melakukan ribath".
KOMENTAR
ULAMA
Diberitahukan
dari "Abdulloh bin 'Adiy al Hafidz dari Abu Nu'aim al Fadhl bin 'Abdulloh
bin Mukhlid dari muhammmad bin 'Ali berkata : berkata Mu'adz dari Yasa' al Jarani : sesunggunya manshur
bin Mu'tamir tidak pernah berkata-kata (bercakap-cakap) ba'da isya' selama 30
tahun.[2]
Diceritakan
dari ibnu 'Uyainah ia bercerita : Aku melihat manshur bin mu'tamir
didalmmimpiku, aku berkata kepadanya : apa yang dilakukan Allah terhadapmu ?
hampir-hampir saja aku menumui Allah dengan amalan sebagaimana amalan nabi.[3]
Berkata Sufyan
: "sesungguhnya Manshur berpuasa selama 60 tahun dan sholat tahajud pada
malam harinya"[4]
REFERENSI :
1.
Siyar
a'lam an nubala'
2.
Bidayah
wan nihayah
3.
Tarikh
jarhan
4.
Al
muntadhom
5.
Tarikh
kholifah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar